Rabu, 10 September 2014

CERPEN



10/09/14





HARI INI
             Seperti biasa perempatan jl.Soebroto lebih sepi sepulang sekolah, teman temanku telah dijemput dan pulang ke rumah mereka masing  masing, entah ke rumah mereka sendiri, ke mall, atau juga pergi dengan pacar mereka. Hanya tinggal aku, guru guru yang sedang bekerja, dan Pak Toni satpam sekolahku yang baru saja menutup setengah dari pintu gerbang sekolah.
             Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, aku pun belum dijemput dan juga belum sholat ashar. Aku yang biasa di jemput pukul dua, sekarang tidak bisa pulang lebih awal lagi karena Pak Tarjo supir pribadi ayahku yang telat menjemputku. Ayahku sakit jantung dan harus menginap di rumah sakit untuk perawatan medis yang lebih memadai. Biasanya aku sepulang sekolah langsung ke rumah sakit untuk menjenguk ayahku dan membawakan makanan kesukaannya yaitu opor ayam dengan sajian hangat dari toko langganannya yang terletak di sebrang rumah sakit. Ayahku sudah empat tahun menderita sakit jantung, dan sekarang ia sudah membaik dan akan pulang tiga hari lagi. Ibuku sudah hamil tua tepatnya sudah sembilan bulan, jadi aku yang disuruh oleh ibu untuk menjenguk ayahku setiap hari sepulang sekolah.
             Sekarang aku menuju masjid untuk melaksanakan ibadah sholat ashar yang letaknya sedikit lebih jauh dari sekolahku. Namaku Noura Collin, dan sering di panggil dengan sebutan Noura, aku mempunyai adik perempuan yang bernama Zahrah, aku bersekolah di SMU KARTIKA. Sekolah bagus dan juga paling favorit di daerah ini, yaitu daerah Bandung.
             Ketika aku berjalan menuju masjid aku terpleset di air yang menggenang yang kotor dan juga becek, kakiku terkilir dan bajuku basah semua. Entah kenapa ada perasaan ganjil yang menyelimutiku, tapi aku tidak memperdulikannya dan langsung bergegas untuk berdiri dan membersihkan bajuku. Masjid pun sudah dekat, dan ketika aku sampai di masjid aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan bajuku dan berwudlu, dan langsung menunaikan ibadah sholat ashar. Setelah sholat ashar aku pun berdzikir dan sebuah do’a terucap dalam hati “Ya Allah, wahai dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang, terima kasih atas karuniamu selama ini yang telah memberiku dan keluargaku kebahagiaan sehingga aku bisa menghirup udara segar hingga detik ini. Ya Allah yang maha bijaksana, berikanlah kami kesembuhan, keselamatan untuk diriku dan keluargaku, dan hindarkan mereka dari siksa api neraka. Amin ya robbal ‘alamin..” 
           Seusai berdo’a aku langsung menuju rumahku yang jaraknya cukup jauh dari masjid ini dengan kaki yang terkilir. Terik matahari sore telah menyambutku menunjukkan hari sudah sore. Setelah setengah jam dari perjalanan aku sampai di depan rumahku, aku langsung melihat  ada banyak sendal tercecer di depan pintu. Aku pun langsung masuk ke dalam, dan aku kaget karena keluarga besarku yang tengah sibuk sibuknya bekerja ada dirumahku beserta kemenakan kemenakanku. Salah satu dari mereka langsung berkata padaku, “Dari mana saja kamu, kami menunggumu” aku pun serentak menjawab “Memang ada apa?” Tante Dina menjawab “Ibumu sebentar lagi melahirkan” Aku pun serasa berbunga bunga karena adik keduaku akan lahir ke dunia ini
              Sudah setengah jam kami menunggu kelahiran adik keduaku ini, tak ada sura tangisan bayi sedikit pun yang terdengar, dan aku masih terus berdo’a, saudara saudaraku pun juga turut berdo’a.  Tiba tiba dokter pribadi ibuku, dengan pakaian putihnya keluar dan aku pun langsung menghampirinya kemuadian berkata “Dok, bagaimana keadaan ibu dan adik saya?” dokter hanya menggelengkan kepala dan berkata “Maaf, saya sudah melakukan yang terbaik, tapi ibu Ani tidak bisa terselamatkan lagi” Aku hanya terdiam dan tak lama kemudian air mataku menetes sehingga aku menangis, dan serasa tak ingin berhenti. Hanya tangisan yang ada dalam keluarga besarku saat ini, tapi apa daya, semua telah terjadi. Ibuku telah tiada, kebahagiaan yang kami ciptakan bersama telah sirna, semua akan segera menjadi kenangan. Dan senyumnya kini hanya bayangan indah dalam hidupku. Maafkan aku ibu, yang tidak bisa hadir dalam detik terakhirmu, maafkan aku yang hingga sampai saat ini tidak bisa membahagiakanmu.
                Isak tangis pun membasahi seluruh rumahku,lalu aku langsung merengkuh ibuku yang berbaring di kasur, menciumnya memeluknya dan serasa tidak ingin melepaskannya. Ibu dan calon adik kecilku yang masih belum kudengar suaranya kini telah tiada. Dan sekarang yang ku dengar hanyalah surah Yasin dan Tahlil yang akan mengantarkan ibu dan adikku ke surga. Adik pertamaku yang masih berumur empat tahun dan tidak mengetahui apa apa itu pun ikut menangis, dia masih kecil, aku tidak tega melihatnya.
             Om Dodi yang dari tadi berdiri di depan pintu kamar adikku, ternyata ia sedang mengangkat telephone dan sekilas terlihat wajah penyesalanya. Lalu ia meletakkan handphonenya ke dalam saku bajunya dan langsung menuju ibuku yang telah dibalut kain kafan yang putih itu dengan menangis dan memeluknya, dan  kemudian berkata, “Mbak.. Kak Hendru mungkin tidak ingin membiarkanmu sendirian, dia telah tiada dan menyusulmu ke surga!” Mendengar perkataan itu aku pun langsung menangis tak tertahankan. Ayahku yang kemarin telah membaik dan akan pulang ke rumah tiga hari lagi, terkena serangan jantung setelah mendengar pemberitahuan mendadak dari Om Heri adik kedua ayahku bahwa ibuku dan calon adikku telah meninggal. Serasa hatiku teriris dan mataku bengkak memerah karena terus menangis. Lengkap sudah penderitaan yang ku alami saat ini. Hari ini adalah hari yang sangat berat untukku, orang yang kusayangi telah tiada, hanya adik yang akan menemaniku dan ku jaga seterusnya.
               Satu tahun telah berlalu, kini aku telah kelas dua belas dan adikku sudah mulai sekolah. Aku dan adikku diasuh oleh keluarga Om Heri adik kedua ayahku, dan kebetulan mereka masih belum mempunyai anak. Biaya sekolahku yang sangat tinggi membuat aku merasa tidak enak tinggal di rumah Om Heri. Aku merasa bertanggung jawab terhadap adikku karena dia adalah keluarga kandungku satu satunya.
                Dari sini aku mulai berpikir untuk menjadi dewasa, membalas jasa jasa keluarga Om Heri dan tidak merepotkanya lagi. Aku berfikir terus menerus sampai aku menemukan jawabannya, yaitu dimulai dari sebuah NILAI. Berhubung sebentar lagi aku akan menghadai Ujian Akhir Nasional, aku harus menyadari betapa besar NILAI yang harus diperoleh dalam ujian, dimulai dengan MATEMATIKA, BHS.INDONESIA, IPA, dan BHS. INGGRIS dan juga mata pelajaran lainnya. Dengan bantuan semangat, hati pun berkata BELAJAR.
                Bulan demi bulan telah berlalu dan sekaranglah waktunya, ujian telah di depan mata. Dengan bantuan do’a dan semangat yang tinggi aku melangkah menuju medan peperangan dan melaksanakan berbagai macam ujian, mulai dari Try Out, Ujian Sekolah, Ujian Praktek dan sampai pada akhirnya Ujian Akhir Nasional. Dan aku sukses menyelesaikannya.
               Hari ini adalah hari wisuda, juga hari pengumuman siswa siswi berprestasi. Aku tidak berharap lebih, tapi aku hanya ingin nilai akhirku ini menjadi awal dari kesuksesanku, amin..
               Selain sambutan dari kepala sekolah, disini juga diundang para wali murid dan dewan guru, dan jga tamu istimewa yaitu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Ir Muhammad Anis. M. Met yang di undang oleh sekolah kami. Sungguh wisuda kali ini terasa formil dan menegangkan sekaligus mengharukan. Setelah sambutan sambutan selesai, sekarang saatnya pengumuman siswa siswi berprestasi. Mereka yang maju ke panggung penghormatan ialah mereka yang berjuang keras untuk mendapatkan nilai maksimal dan mereka pantas mendapatkanya. Setelah juara tiga dan  juara dua dipanggil sekarang saatnya juara pertama sekaligus siswa terbaik tahun ini yang pasti diinginkan oleh semua siswa disisni. Aku hanya berdo’a semoga aku mendapatkan yang terbaik untuk diriku.
               Setelah itu Pak Kepala Sekolah membacakan juara terbaik tahun ini. “ Juara satu sekaligus bintang pelajar dari SMU KARTIKA dengan nilai terbaik 39,75 dimenangkan oleh... ananda Noura Collin anak dari Alm. Bpk Hendru Collin.” Sorakan namaku dan beribu tepuk tangan mengagetkanku dari lamunan do’aku, aku hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa apa. Aku pun maju ke panggung kehormatan dan langsung disambut oleh guru guru, mereka  menyalamiku dengan wajah bahagia. Lalu pak kepala sekolah membawakan piala yang selanjutnya diberikan kepadaku dan kami pun foto bersama, sungguh bahagianya aku. Tidak berhenti di situ, ketika Pak Prof. Dr. Ir Muhammad Anis. M. Met maju kedepan, aku sungguh gemetaran dan dia membawa sebuah kertas berukuran A4 di tangannya. Lalu ia mengambil michrophone dan mengatakan “Selamat atas keberhasilan ananda Noura Collin, kami segenap keluarga bsar Universitas Indonesia turut bersuka cita, dan kami akan memberikan beasiswa di Universitas Indonesia sampai S3 untuk ananda Noura, Semoga ananda Noura mau menerimanya. Terimakasih” Mendengar perkataan itu aku sangat bahagia, dan aku tidak bisa berkata apa apa, suara tepuk tangan membuatku ingin menangis. Terlihat di bangku wali murid Om Heri dan tante Erna yang mengacungkan jempol kepadaku. Trimakasih Ya Allah, kau memang yang terbaik.
              Hari ini adalah hari yang bersejarah untuk ku, mungkin dengan ini aku bisa membalas jasa keluarga Om Heri yang telah membiayai aku dan adikku selama ini. Dan juga kedua orangtuaku yang sedang berada di surga sekarang.
            Ibu ayah, mungkin hanya ini yang bisa aku berikan kepadamu, semoga kau tersenyum atas keberhasilanku. Aku percaya bahwa Allah telah memberikan sebuah alur yang indah dan kisah yang panjang untuk kita, jika kita sabar, ikhlas dan mau berusaha, semua pasti indah pada waktunya. Jangan pernah mengeluh atas segala cobaan yang kau hadapi. Ingat, Allah tidak akan menguji umatnya lebih dari kemampuan umatnya, and Allah always be with you.

Hari Kemarin adalah Sejarah, Hari Ini adalah Anugrah, dan Hari Esok hanya Allah yang tahu. 

Allah always gives us the best. If we want to try and pry

Elsi Yadurohmah